Kemiskinan adalah asset

Oleh Benagustian

Sunday, March 2, 2014

Bagikan :

Tweet

waw asetnya gede tuh durian runtuh macam atok ipin cakap sadap sangatlah durian tuh :p

Mungkin banyak orang yang tidak setuju dengan judul di atas yang mengatakan bahwa kemiskinan adalah asset, tapi ini merupakan ‘teori’ yang saya dapat dari seorang professor yang gelar profesornya tidak dia tempuh dari bangku sekolah tapi dari ruang kelas kerasnya hidup sebagai penduduk sebuah kelurahan –walaupun sebenarnya kelurahan tempat ia tinggal belum pantas disebut kelurahan –sebut saja namanya bapak Jono. Teori ini saya dengar dari mulutnya ketika beliau menemani kami mengantar cek fisik sebuah proyek yang kami audit.

Maaf ya bukan maksud saya mejelekkan orang di gambar, tapi mugkin beginilah kira-kira yang dipikir pak Jono, berebut aset kan mereka :D

Selalu ada pembenaran dalam setiap alasan, begitu juga dengan bapak Jono dia punya pendapat sendiri tentang teorinya. Ya kalau dilihat dari kaca mata orang-orang terpelajar apa lagi ahli ekonomi tak akan pernah setuju dengan pernyataannya. Apa lagi saya yang selama empat tahun duduk di bangku kuliah di jurusan yang setiap semester pasti bertemu dengan namanya asset. Awalnya ya awalnya saya tidak begitu peduli dengan ocehan bapak Jono karena menurut saya itu adalah pembicaraan untuk mencairkan suasana. Tapi sampai pada suatu penjelasan dia saya semakin tertarik dengan ocehan si bapak, apa yang membuat saya sedikit terhentak adalah “ya kita rakyat yang miskin adalah asset, asset bagi mereka yang berkuasa” oh jadi itu maksud pak Jono ya menurut pak Jono kemiskinan akan tetap dipelihara bagi yang berkuasa karena itu adalah asset yang akan tetap menjadi tambang emas bagi mereka. Karena setiap dana yang terkucur ke rakyat miskin akan menjadi santapan empuk bagi peguasa, singkatnya pak Jono ini mau bilang bahwa kemiskinan mereka hanya akan menjadi alat bagi para koruptor untuk semakin rakus ‘makan minum’ dalam kegetiran mereka.

nak pegi mane pak cik 'kandang' korang sudah rapi ke?

Sedikit masuk akal sih iya, tapi melihat cerita pak Jono mungkin ada benarnya atau malah benar sama sekali entahlah. Pernah sih terlihat ketika subuh buta menjelang PILKADAL (pilihan kepala daerah langsung) dan PEMILU berseliweran Jilbab dan BH masuk rumah-rumah tua di ujung desa, tengah desa, sudah sebut saja seluruh desa, beserta uang haram bergambar I Gusti Ngurah Rai. Ya masyarakat miskin nan bodoh disuap. Ya masyarakat miskin semakin dibodohi, kemiskinan mereka menjelma menjadi asset untuk membuat keranda menuju ‘kadang hewan’ yang kita sebut DPR/D (Dewan Perwakilan Rampok/Daerah) J

Asetkah kemiskinan itu? Jawabannya bukan, kalau menurut Teori Akuntansi, tapi menjadi iya menurut pak Jono. Tapi dalam hidup pak Jono memang antara teori dan realita sungguh berbeda, apa lagi pak Jono memang tidak pernah tau apa itu Akuntansi ya palingan pak Jono taunya Tata Buku bukan Akuntansi.

No comment

Sudah kita tidak perlu serius menanggapi celotehan pak Jono, simpel saja kita masih bisa merubah pandangan pak Jono dengan ikut pemilu (kalau mau) ya semoga saja dengan kita memilih orang-orang tepat untuk ‘bergelatungan’ di Senayan dan ‘DPRD’ ya semoga saja kita memilih anggota d(H)ewan yang tepat yang tidak riuh gemuruh ribut ketika rapat besar di ‘ragunan’ itu berlangsung. Ingat!! 9 april 2014 kita pemilihan anggota d(H)ewan daerah dan pusat serta DPD (Dewan perwakilan Daerah –daerah mana?) hahah semoga yang terpilih singa atau macan ye bukan keledai atau monyet atau babon (badak kebon) seperti yang di gambar haha

Note : maaf tulisannya ngelantur J sebab maklum blognya baru bangun dari koma setelah satu bulan stroke J

Tag : kemiskinan, Kemiskinan adalah aset, Politik