Sederhana dan bermakna

Rumah Susun Berdarah

Sumber Gambar  jimsenggan. blogspot. com
Cahaya  lampu di sebuah jalan sepi terlihat dikerumuni laron-laron yang masih berterbangan dari tadi, suasana dingin   kecut masih menyapu kulitku meski mantel yang aku gunakan cukup tebal untuk membalut kulit, jalanan masih basah karena hujan baru saja berhenti beberapa menit yang lalu, namun langit kembali gelap karena hujan tampaknya akan kembali datang karena terlihat olehku kilat kecil menyambar menari sangar di atas tiang-tiang listrik tua tepat berjejer di sepanjang jalan. Toko-toko di sepanjang jalan ini sudah sepi dan banyak kedai yang sudah tutup jam segini,  sesekali melihat jam tanganku "oh sudah jam 00:12 am pikirku"

Kalau bukan karena Cinta tak mungkin aku masih berdiri jam segini hanya untuk melihat suasana yang tak enak untuk dinikmati,  sementara angin-angin malam masih menciptakan suara aneh di dedaunan,  "kenapa jadi lama begini ya? ini si Cinta kemana sih" aku masih bergumam sendiri dalam dingin yang masih asyik menyapa. aku masih menunggu Cinta dari sepulang ia kerja, karena aku khawatir, tidak biasanya dia pulang lewat dari jam 11:00 malam, sebagai kakaknya aku sangat khawatir karena dari tadi SMS yang aku kirim tidak juga dia balas, sedang aku sudah berkali-kali menelpon tapi tidak dianggkat.



Kurang lebih sepuluh menit aku menunggu namun tidak kunjung tiba mobil ataupun motor yang lewat di jalan ini, sementara gang di belakangku menyapaku agar aku cepat memasukinya.  Aku mengirim pesan ke Cinta namun tidak berapa lama handphone-ku bergetar aku meletakkannya di telingaku 


"Halo...Cinta kenapa telpon abang tidak dianggkat sih?"  aku langsung bertanya dengan nada cemas
" Halo.. bang, maaf bang tadi Hp-ku di tas bang, lagian tempat cinta manggung tadi emang cafenya tutup jam 12:00 malam, ini Cinta baru saja mau pulang bang" Jawab suara di seberang sana.
"iya, sudah kamu jadi pulang atau nginap tempat Dita?"  aku bertanya kembali
"Iya mungkin aku nginap tempat mbak Dita aja bang,  soalnya rumah dia dekat dari sini kan, Hp-ku sudah lowbat ni" Cinta menjawab dengan lugas
"tutttttttt..."
"iya, hati haaa......" jawabku terputus karena  telpon keburu dimatikan.


Aku memutar badanku untuk memasuki gang yang dari tadi memanggilku,  aku menyusuri gang sempit yang di kiri  dan kanan adalah rumah-rumah susun yang sepi tak ada suara seperti tak ada penghuni, iya aku dan adikku tinggal di salah satu rumah susun ini, rumah susun yang sudah lama berdiri sejak puluhan tahun lalu,  sehingga suasananya jauh dari kata nyaman namun mau bagaimana lagi rumah susun inilah tempat yang paling murah untuk kantong kami, adikku mahasiswa semester enam jurusan musik di universitas kota kami,  sementara aku bekerja di sebuah televisi swasta.


Aku masih berjalan ke dalam gang, sementara aku memperhatiakan dinding-dinding rumah susun coklat tua dan sebagian lagi catnya terlihat sudah mengelupas,  sementara di kiri dan kanan sisi gang berserakan kardus-kardus bekas, dan sebagian lagi pagar besi berkarat. suasana yang benar-benar menyeramkan,  tempat ini cocok untuk tempat syuting uji nyali seperti program TV tempat aku bekerja,  dan aku sudah 60 kali terlibat syuting program itu sehingga membuat aku memikirkan yang horor-horor,  sementara aku mencoba untuk mengusirnya dari otakku.


*****
Kakiku mulai memijakkan kaki di sebuah anak tangga sebuah blok rumah susun tempat kediamanku, cahaya redup lampu lima watt menjadi penerang aku menyusuri anak tangga ini, sementara keramik tangga yang putih kusam berubah menjadi warna kemerahan oleh cahaya lampu. Aku menaiki lantai dua, dan perasaan ku mulai tidak enak karena aku mendengar langka kaki di lantai tiga, sementara ini sudah hampir jam 01:00 dini hari, aku berusaha mempercepat langkah kakiku menuju lantai tiga,  sementara aku mempercepat langkah, suara langkah kaki semakin cepat pula. 

"Halloo siapa di atas?" aku mencoba memastikan
"Ian, sudah ah ngak lucu ni" aku mulai menduga ini ulah Ian teman ku yang tinggal di lantai lima, memang anaknya suka usil.

Aku semakin mempercepat langkahku, mamun aku dikejutkan oleh banyaknya potongan rambut perempuan di anak tangga, aku memungutnya dan memastikan kalau itu rambut dan ternyata itu memang rambut. Aku acuhkan dan perasaan ku mulai tidak enak. Di lantai empat dimana tempat aku berada, namun aku kembali dikejutkan dengan banyaknya darah yang berceceran tepat di lantai.
"ya Allah, ini apa lagi" aku mulai merinding, pikiranku sudah kacau dan mulai memikirkan yang bukan-bukan.
"apa iya ada pembunuhan disini" pikirku.


*****
Aku buru-buru mencari kunci kamarku, meraba kantongku dengan tangan gemetar, sembari memperhatikan sekitar kalau-kalau ada mayat atau orang karena saya mulai berpikir ini ada pembunuhan. Masih sepi dan sunyi. ingin rasanya aku menggedor tetanggaku. Aku membuka kamar dan kembali dikejutkan dengan darah di dalam kamarku. Aku langsung menyalakan lampu dan suasana sepi dan aku mendengar air keran di kamar mandi yang lupa ditutup, aku mencoba membuka namun aku dapati sosok perempuan di balik tirai bathtub. Sementara darah segar berceceran di lantai 
"Cinta, Cinta.. ini darah apa, kamu mau ngerjain abang ya? katanya ngak pulang?" aku bertanya cemas tiba-tiba hapeku bergetar
Rabu, 12-12-2012 01:00am
Bang jemput Cinta didepan, ini ada barang belanjaan, ngak jadi nginap tempat Dita, dia mau nginap di rumah katanya.
 
Dadaku sesak, jantungku rasanya berhenti berdetak, aku memutar badanku dan bergegas mau menuruni tangga tiba-tiba aku terkejut oleh suara pintu yang tertutup sementara sosok perempuan berpakain hitam bermuka pucat yang tak jelas aku lihat keluar dan berlari menuju lantai lima. Aku semakin gugup dan terus berlari kebawa. Aku ketakutan tak karuan.  Sementara terus berpikir sosok siapa di kamar mandi tadi.  Aku mempercepat langkahku.

"kenapa bang? kok pucat gitu?' tiba-tiba Cinta menyapaku, dia sudah berdiri di depanku sementara aku masih linglung.

"oh ngak, kok katanya minta di jemput? Dita mana?" aku bertanya sementara debar dadaku masih memuncak. Sementara aku mendengar gelak tawa di atas
" Dita? haha. di atas bang?" dia menjawab dengan menahan tawa
"Woyy Gor, naik woy hahah" Ian memanggil namaku.
Aku masih linglung, sementara si Cinta masih menahan tawa. setelah sampai di lantai empat aku kembali terkejut.

"Dorr dorr dorr, "  suara petasan kertas, dan kertas berwarna warni bertebaran

"Surprise!! selamat ulang tahun sayang" Dita mengejutkan aku sementara kue  ulang tahun beserta lilinya sudah menyala, tampak Ian berdiri di belakang senyam-senyum
"Termikasih ya, sayang. Kampret!! kalian semua ngerjain aku ya?" Aku ngupat sendiri sementara takutku sudah hilang jadi kaget.

"Jadi kamu ya yang di kamar mandi tadi?" Aku bertanya dengan Dita kekasihku
"iya, haha kenapa? takut? cemen baru liat gituan aja lari hahah" Dita meledekku
"sudah ah ngak lucu tau.  Siapa ini yang punya ide"  aku masih bertanya
"Sudah tiup dulu lilinnya" Dita meyuruhku meniup lilin seketika suara nyayian khas ulang tahun menggema di pagi buta.

"Horeeeeee.. selamat ulang tahu ya sayang semoga apa yang menjadi cita-cita sayang tercapai" Dita mencium pipiku  

"Selamat ultah Bro, sukses selalu ya" Ian memberi ucapan selamat kepadaku sementara aku membalas dengan senyuman. tetiba adikku berdiri disampingku
"hahah selamat ultah ya bang" Cinta juga memberikan sebuah pelukan hangat padaku
" Terimakasih semuanya, itu kenapa Dita bisa ada di dalam kamar mandi? terus siapa ayng punya ide?" aku bertanya kepada semuanya
"aku bang, aku yang kasih kunci rumah ke mbak Dita haha, kerjasamanya itu sama bang Ian hahah" Dita ketawa lepas

"gila kalian ya"  aku cuma bisa ketawa sumringah.

"lagian lo juga Bro, jadi cowok penakut amat" Ian menimpali
"Jadi itu rambut siapa yang nebar? nah darah itu darah apaan?" aku masih bertanya dengan  ide mereka
"Itu rambut dapat dari salon si bang Kohar di depan, itu bukan darah tapi cat bego haha" Ian kembali tertawa

"Hampir saja gagal triknya yang, aku sampai mesti lari-lari masuk rumah tadi" Dita menimpali
"ih kamu ya, Cinta juga kamu pinter ya ngerjainnya"  aku kembali menimpali
"ya uda yang kita makan dulu ini kueya, kue lambang setia buatanku hihihi" Dita menggodaku
"ya uda tunggu apa lagi? kita potong sekarang, oke terimakasih atas surprisenya semoga kita semua bahagia selamanya, eh Cinta ayo potong!!" aku menyuruhnya memotong kue

Tawa kecil kami memenuhi malam itu, ah sungguh pengalaman yang tak kuduga, ternyata penakutku bisa dijadikan orang bahan ketawaan kali ini. Sembari makan kue ulang tahun, aku menitipkkan doa dalam hatiku, agar tuhan tuhan menghilangkan rasa takut ini dan semoga kebahagian dengan orang terdekatku ini selamanya

TAMAT
Maaf kalau tidak horor-horor amat haha.
"Tulisan ini diikutsertakan dalam 3 Years of Blogging Giveaway yang diselenggarakan oleh Penghuni 60

3 Years of Blogging Giveaway Penghuni 60
17 Komentar untuk "Rumah Susun Berdarah"

hahaha, mantep bgt sob ceritanya..
kamu udah bikin aku merinding di awal, tp pas akhirnya, bikin jantungku mau copot, karena ketawa.. hahaha...
:D
siip!!!

___________________________
"KAMU TERDAFTAR SOB!"


Terima ksh atas partisipasinya
^_^

eh, tp kamu belum follow blogku ya sob?
follow ya, nanti aku "dis" kalo gak follow

hhaah iy terimaksih sob, horor yang tak biasanya ini :D

iya sob lupa baca syarat pertamanya :)
sudah saya follow sob :)

wah suerem deh mantabz

haa, g takot :D
Ke tkp ah, radar kontes On hihi

hahah iya mbak soalnya memang bukan cerita horor :D

Hahahah seriusan bro? itu si Mbak ijah aja ngak takut hihih

hahahaha..
bang ini bisaan ajah ya bikin cerpen horornya..

seram kan? kalau kamu lait rumah susunya beneran pasti bakalan lebih seram lagi, haha
kasian itu si Tagor penakut amat :))

I've got the point: Cahaya cinta penghuni 60 setia selamanya. Am I right? :)

Alur dan ide: sippp. Mistypo-nya itu yang sedikit mengganggu.

kalo pengen serem coba deh ke rumah hantu darmo di surabaya...hihihih

Hahah taunya di kerjain :)
terimaksih bang arman atas kunjungannya :))

iya itu pointnya, dari yang punya give away mr/mrs kakap :)

wah thanks sekali kritiknya, oke saya baca ulang deh..

terimakasih telah berkunjung :D

Wah orang disini ceritanya penakut kok di suruh ke rumah hantu haha
terimakasih atas kunjungannya abang tikus awas ada kucing tuh :D

Gilaaaa..
keren banget.
awalnya kirain beneran.
hahah
mantep bang ben

Silakan tinggalkan pesan anda, tidak perlu pesan panjang, cukup komen sederhana saja, oke salam kenal

Back To Top