Sumber gambar dari http://gielardino.files.wordpress.com/2009/01/pejuang-palestina.jpg |
Berita tentang serangan Israel ke Gaza kembali mewarnai pemberitaan beberapa hari ini. Sebenarnya berita yang seperti ini bukan kali ini saja, penyerangan, korban jiwa, kehancuran, dan trauma. Setidaknya itulah yang kerap kali kita lihat dan kita dengar. Seperti pemberitaaan beberapa hari ini, Telah dilaporkan ada puluhan korabn jiwa yang meninggal dunia akibat serangan Israel ke wilayah Gaza ini. Sementara yang luka-luka kebanyakan anak-anak.
Kejadian ini tentunya menyita perhatian berbagai kalangan. Termasuk Indonesia yang kembali ambil bagian mengecam, tapi apalah arti sebuah kecaman yang hanya ada dibait pidato yang tak menghilangkan rasa sakit maupun penderitaan. Indonesia negara besar yang cuma (sepertinya) bisa mendukung dimulut saja namun minim aksi (menurut saya). Masih teringatkah ketika menteri luar negeri ditanya wartawan bagaimana sikap Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina? jawaban yang berbelit-belit dari sang menteri yang menyiratkan bahwa belum ada ketegasan, sampai wartawan minta jawaban Iya atau tidak, namun kembali cuma menjawab diplomatis dan cenderung dilematis dengan jawaban "kita akan mengusahakan adanya perdamaian" jadi cuma perdamaian? bukan kemerdekaan??
Jangankan Indonesia, PBB pun tidak ada bedanya. Mengecam dan mengecam tapi apakah ada solusi?? ada tapi kembali lagi sang pembangkang yang ditulis di Alquran (Israel) juga yang menolak perdamaian. toh walaupun ada solusi pasti veto amerika
menjadikan semuanya terhenti, Sulitnya mewujudkan perdamaian ini menjadikan nasib Palestina terkatung-katung dimeja-meja pembesar dunia di PBB, cukup simpel yang mereka minta, Kedaulatan dan kemerdekaan.
membicarakan perdamaian Israel-Palestina, seperti mengulang cerita-cerita yang tidak ada endingnya. Sehingga tak menarik dibaca namun Iba melihatnya. Sulit. Itulah yang dihadapi sekarang, karena bagaimana tidak, bak tuan tanah berdamai dengan tukang serobot tanah sementara tanah tetap tak dikembalikan. Perdamaian akan tetap akan menjadi pepesan kosong jika negara-negara adikuasa tidak memiliki niat baik, silakan dibaca berapa banyak keputusan PBB tentang Israel dan Palestina di batalkan oleh jongos Israel ini.
"Kami butuh kebih banyak dukungan" itulah pernyataan dubes Palestina di sebuah berita yang ditulis sebuah media online. Pernyataan ini menyiratkan bahwa dukungan perdamaian dan perjuangan atas Palestina belum cukup, tidak cuma dukungan dalam ucapan namun juga aksi dalam pencapaian menuju perdamaian tersebut. Semoga dukungan menuju kesana menjadi cukup saudaraku!!
Sumber poto http://andri0204.files.wordpress.com/2011/06/palestina2.jpg |
Tak ada pilihan lain bagi kami kecuali hidup berteman ketakutan
Tak ada pilihan lain bagi kami kecuali hidup menaruh nyawa
Tak ada pilihan lain bagi kami kecuali rela kehilangan keluarga
ya akhi, ini cerita miris kami
ya ukhti, ini cerita pahit kami
ketika kalian damai dalam menatap hari-hari
kami sedang memegang rasa takut yang dalam
ketika kalian tertawa dalam dekap hangat keluargamu
sesungguh kami menagis meratap kehilangan ayah-ayah
dan juga ibu-ibu kami
ya ukhti, adakah bagi kami tanah yang nyaman untuk ditapaki
jika tanah ini pun tak terakui meski ini milik kami
ya akhi, akankah sama udara nafasmu dengan udara nafas kami
dimanakah damai-damai yang kami baca
dimanakah dukungan-dukungan janji itu
damai yang belum tertulis dalam kamus bahasa kami
dukungan yang tak sampai ke tangan gematar ini
namun ukhti, kami tak akan menyerah pada keadaan
namun akhi, kami berjuang sampai nafas ini mewangi surgawi..
@Benagustian
November Ngeblog
my twitter avatar, solidarity for Palestine |
0 Komentar untuk "Perdamaian : Cerita lama tak usai"
Silakan tinggalkan pesan anda, tidak perlu pesan panjang, cukup komen sederhana saja, oke salam kenal