Sederhana dan bermakna

Misteri di Balik Layar [Ending]

Dalam postingan kali saya akan mencoba melanjutkan kisah fiksi dari pakde GusLik Galaxi dan ini adalah bentuk keikutsertaan saya pada GA yang beliau adakan.. Oke sebelum imajinasi saya menjadi liar dan binal silakan baca cerita pengantar >> dulu disini << 
sumber http://www. antaragorontalo. com/images/imgsmall/PEMBUNUHAN.jpg
Suasana ruang pertunjukkan menjadi semakin mencekam, tampak orang-orang berkumpul diatas panggung melingkari mayat Mudhoiso yang kaku, terlihat wajah Suzana memperhatikan sekitar dan matanya tertuju keseluruh penjuru ruang pertunjukan, dilihatnya masih banyak penonton yang duduk dikursi pertunjukan karena takut menyaksikan kejadian kematian tersebut, dan terlihat pintu ruang pertunjukkan mulai dibuka untuk mempersilakan sebagian penonton untuk keluar.

"tutup pintunya! jangan dibuka! jangan ada yang keluar sebelum polisi memeriksa satu-satu" Suzana meninggikan suaranya
suasana ruangan masih riuh dengan orang-orang yang ramai berbisik sengau seperti madu.

"jangan ada juga yang menyentuh korban sebelum ada instruksi" Inspektur Suzana menambahkan.

"Saya minta kumpulkan semua crew pertunjukkan" Suzana meminta lagi

Sementara polisi mulai berdatangan ke lokasi dan mulai memasuki ruangan pertunjukkan, semua lampu sudah dinyalakan, dan tampak Inspektur Suzana berkoordinasi dengan polisi yang baru datang tadi.

"Semua penonton yang mau keluar silakan tinggalkan tanda pengenal dengan bapak Yanto ini dan kalian akan di periksa di pintu keluar" Suzana memberi instruksi.

*********

Satu jam sudah berlalu namun jenazah Mudhoiso belum juga dievakuasi dan masih tergeletak di tengah panggung dengan bersimbah darah, tampak Suzana masih menanyai satu-satu semua crew dan pemain.
"Bagian peralatan dan aksesoris siapa? mengapa keris yang digunakan asli?" Suzana mulai bertanya ke bagian perlatan acara.
seoarang pemuda tinggi berisi berkulit agak gelap namun berwibawa maju kedepan dan tampaknya hendak menjawab pertanyaan suzana

"Saya bagian peralatan dan aksesoris, namanya saya Methado, saya memang mengurusi aksesoris tapi selebihnya saya serahkan pada bagian kostum, saya tidak tau kalau keris itu asli" Jawab Methado
"Nah sekarang mana bagian kostum" Suzana masih bertanya
Seorang gadis berumur  sekitar 23 tahun mengangkat tangannya 
"Saya bu, saya tidak tau juga kalau keris itu asli, tapi mungkin saja seseorang menggantinya. atau bisa juga itu kesalahan Rikmo yang menggantinya dengan yang asli" dia menimpali dengan nada takut
"Saya juga tidak tau kalau keris itu asli, lagi pula waktu menusukkan itu saya masih ingat itu tidak melukai kulit" Rikmo merunduk ketakutan
"Rikmo, kenapa anda bisa tidak tau mana keris yang asli dan mana keris yang palsu, sedang kita tau keris yang palsu itu lembek dan terbuat dari karet?" Suzana mulai mengintrogasi

*********

Sementara dari tadi ada seorang pemuda di jajaran bangku penonton paling depan masih mengawasi proses mencari siapa yang membunuh ini, dan tampak untuk alibi sementara Rikmo diduga kuat adalah pelaku yang sengaja membunuh Mudhoiso. 

"saya tau siapa yang menukar kris itu dengan yang asli" jawab pemuda itu sehingga semua mata tertuju padanya
"apa maksud saudara?" Suzana mencoba meminta penjelasan

Si pemuda berdiri dan beranjak kedepan denga langkah yang tegap dan santai ia menaiki anak tangga, suasana menjadi hening dan cuma derap langka kakinya yang terdengar, sementara kursi penonton cuma dipenuhi oleh keluarga pemain wayang yang cemas, dan tampak juga keluarga Mudhoiso terisak-isak tak kuat menahan tangis dikursi paling depan. sedang penonton lain sudah banyak di luar

"Kenalkan nama saya, Aghousto, saya adalah anak pemilik gedung ini" dia mulai memperkenalkan diri
"apa maksud kamu, bahwa kamu tau siapa yang mengganti keris itu? Suzana mencoba meminta keterangan, sementara wajah crew acara semakin tak keruan apa lagi Rikmo tampak shok dan ketakutan, karena semua alibi mengarah padanya
"Sebenarnya, keris itu bukan keris asli pada awalnya, namun ada yang menukarnya dengan keris serupa tapi bukan keris untuk pertunjukkan" Aghousto menjawab dengan tegas

"Sebelum ke alibi saya selanjutnya saya mau bertanya dulu kepada Rikmo, apa hubungan anda dengan korban?" Aughousto mulai bertanya
"Kamu cuma teman dekat dan teman satu teaher dari SMA" jawab Rikmo dengan lantang
"dan apa hubungan anda dengan korban tuan Metadho?" Aughousto bertanya pada Methado
"Kami juga teman satu kampus, dan kebetulan disini kami satu teather?" jawabnya dengan tegas
"siapa anda ini?, saya polisi disini kenapa anda bertanya tidak jelas seperti itu? itu tidak akan menyelesaikan masalah" Suzana mulai emosi karena posisinya sebagi polisi seperti dikesampingkan.
"Siapa yang mengganti keris itu? Suzana mulai tak sabar

********
Setelah kurang lebih satu jam Aghousto mengintrogasi bak seorang polisi tiba-tiba dia berkata
"Pembunuhnya adalah Inspektur Suzana!!!!" dengan tegas Aghousto berkata, sontak seluruh ruangan menjadi tercengeng dengan alibi itu, terlihat semua mata memperhatikan polisi cantik itu dengan mata dengan sorotan tak percaya
"Kamu punya alibi apa?!! sudah bertanya-tanya tidak jelas lantas menuduh saya. jangan sembarang bicara kamu!! ini masalah serius saya bisa tuntut kamu atas tuduhan ini" Suzana meninggikan suaranya karena harga dirinya dilucuti
"alibinya mudah sekali bu polisi, saya punya semua bukti itu di kamera saya" Aghousto meunjukkan kamera yang iya, pegang dari tadi

"Coba anda lihat!! andalah yang masuk ruangan kostum pertama sekali dengan alibi memeriksa keamanan, tampak disini anda memegang keris dan menukarnya dengan yang asli, sementara Mudhoiso dan pemain lainnya sibuk diruang Make Up"
"Saya juga punya rekaman pembicaraan anda WC ketika anda menelpon Rikmo dan mengancamnya, anda tidak tau kalau disini WC perempuan ada dipanggung sebelah kanan dan anda masuk ke WC laki-laki karena tidak mau ketahuan oleh Mudoiso diruang make up, karena anda adalah Masa lalu Mudhoiso" Aghousto beralibi seperti detektif
"dan kesalah terbesar anda adalah meninggalkan photo ini di wastafel WC, photo dimana anda dan Mudhoiso lagi bermesraan dan mencoretnya dengan kalimat 'kamu harus mati'" dengan tegas Aghousto menunjukkan photonya
"jadi apa alibi anda untuk tidak melakukan ini bu Suzana" Aghousto mulai bertanya. sementara mata semua orang masih tidak percaya, tampak Inspektur Suzana terdiam mencoba seolah tidak salah, namun matanya menunjukkan kalau dia dalam ketakutakan

"Plakkkkkkkk" Suzana menampar muka Aghousto
"Jangan sembarangan menuduh orang, saya memang pernah menjalin hubungan dengan Mudhoiso namun mana mungkin saya membunuhnya sedang keris itu di tangan Rikmo?" Suzana mencoba mebela dirinya tampak kewibawaan Polisi padanya hilang.

"Memang keris itu di tangan Rikmo bukan keris asli, namun memang keris palsu dan itu tidak mungkin bisa melukai seperti ini tapi lihat seledang yang di pakai Rikmo yang kamu tukar juga, selendang ini terbuat dari benang yang terbuat dari tembaga yang bisa melukai jika di ikat ke leher memang dalam luka sayat yang akan dihasilkan akan berdarah setelah beberapa detik, alibi saya ini selendang punya anda, lihat tulisan selendang ini punya nama 'untuk Suzana', tentu ini pemberian Mudhoiso kepadamu ketika kalian masih satu teater kan? karena di photo tadi kamu lagi memakai kostum pertunjukan. luka sayat tentunya tidak mematikan, namun kamu memolesi keris dengan bubuk beracun yang bisa mematikan seketika dikala mengenai kulit terbuka seperti luka" Aghousto masih Menjelaskan
"ini semua gara-gara kamu Rikmo!!!!. kurang ajar kamu akan kubunuh juga kamu!!!" Suzana menjerit seperti orang kesetanan dan mejambat ramut Rikmo

"Perebut kekasih orang!! kamu tau anak saya tidak punya bapak gara-gara kamu" Suzana masih menjerit sementara ia tertunduk menagis

"Mbak Suzana salah, bukan gara-gara saya, karena memang Mudhoisolah menyukai saya, dan itupun saya sudah berusaha menolak mbak" Rikmo mulai angkat bicara

"Sepertinya Suzanama memang mau menjebak kamu sebagai pembunuh Rikmo" Aghousto menimpali
"aku akan balas semua perlakuan kamu ke aku Rikmo!! aku tidak terima, dasar junior tidak tau diri kamu" Suzana masih mengumpat, sementara polisi mulai memborgol tangan  Suzana.
TAMAT

Sorry kalau ceritanya tidak menarik hehehe


Tag : give away
12 Komentar untuk "Misteri di Balik Layar [Ending]"

Terima kasih atas partisipasi sahabat
Akan dicatat sebagai peserta
Salam hangat dari Surabaya

sama-sama pak de,
iya salam hangat juga dari Palembang :)

Hmm.... Kreatif2 dan imaginatif para peserta GAnya...

ah masa sih mbak :D
saya termasuk juga kan? heheh..

menarik mas, untuk fiksi yang bebas. Apalagi ada visual gambarnya...hh seram juga...

wah terimkasih mas, ini juga permainana imajinasi hehe susah nyari alasan kenapa membununh.:D

bhan yg digunakan utk membunuh aneka macem ya? hihi :D
lagi2 gara2 cinta

ya namanya juga alibi heheh..
ya kebutualan saja ini gara-gara cinta..
tapi bisa saja kok gara-gara hutang [mungkin]

terimakasih mbak Jiah kunjungannya

Wah..imaginasinya boleh juga...
membuat masalah makin sulit ditebak

wah terimakasih pak Insan Robbani :)) [kurang tau nama aslinya siapa]
itu karena saya bingung nentuin siapa yang bakal jadi tersangka haha :))

penuh kejutan dan benar-benar mengejutkan

wah jadi semacam terapi kejut gitu jadinya :D

Silakan tinggalkan pesan anda, tidak perlu pesan panjang, cukup komen sederhana saja, oke salam kenal

Back To Top