suatu hal yang pasti.. cinta itu datang kapanpun, dimanapun dan pada siapapun. Begitu juga dengan seorang remaja yang mulai mengenal cinta pada saat aku duduk di bangku kuliah. bukan berarti pada saat SMP atau SMA aku tidak menegenal cinta. ya, kebanyakan cinta di masa itu hanya cinta sesaat yang biasa kita kenal dengan cinta monyet. Namaku Faradita Aimini (walau sebenarnya aku ini MAXI). panggil saja aku Dita, seorang mahasiswa Akuntansi Semester Enam di sebuah universitas terkenal di kotaku.
aku suka dengan aktifitas kuliahku. selain karena teman-temannya yang baik, juga karena “dia”, “dia” seseorang yang hampir tiga tahun belakangan ini mengisi hari-hariku penuh dengan warna. dia juga setiap malam berjalan melintasi pikiranku.Terkadang aku heran, Dia tidak bosan-bosannya muncul di pikiran dan hatiku. Namanya Dedi Irsandi Putra Seseorang yang selalu menjadi alasan dari setiap senyum dan tangisku.Seseorang yang selalu bisa mengerti aku dan inginku. namun terkadang membuat aku bingung, hubungan kami apa? iya, apa?
cinta… satu kata penuh makna, sejenis virus yang bisa menggerogoti hati. Mampu membuat kita bangkit atau bahkan terpuruk karenanya. hal itu yang aku dapati setiap kali di dekat Dedi. Debaran jantung yang berdetak lebih cepat aliran darah yang mengalir lebih deras, Butiran rindu di setiap tetesan embun pagi yang tersa bila aku jauhdarinya,.Rindu itu terasa sungguh menusuk dan menyayat kalbu. tentunya kalian taukan, obat rindu itu apa, Ya tentu saja bertemu. Meskipun ketika bertemu rindu itu akan terasa memuncak lagi saat harus berpisah. putaran waktu terasa bergerak lebih cepat dari semestinya. Harus aku akui, aku sungguh tidak bisa jauh darinya.
Berbagai pertanyaan selalu muncul dari teman-temanku dekat ku di kampus. Terlebih lagi ada tiga kepo-er yang selalu update dengan perkembangan hubungan kami, yaitu Bena, Makmur, Dea. Mereka selalu menerka apa yang akn terjadi antara aku dan Dedi. Bagaimana mungkin aku bisa menjawab pertanyaan yang bahkan aku sendiripun tidak tau apa jawabannya. Ya, aku menunggu. Selama kurang lebih tiga tahun ini aku menunggu. Tapi entahlah, sepertinnya Dedi lebih senang memberi harpan palsu padaku. Dia lebih suka menggantung-gantung hubungan ini atau , mungkin hanya aku yang meraskan perasaan ini, meskipun dalam batinku berharap jawabannya tidak
Di sisi lain aku bingung. Di luar sana ada seseorang ysang dengan tulusnya setia menunggu pintu hatiku terbuka seutuhnya untuk dida, Namanya Oktariansyah. Aku bisa memanggilnya denga kak Okto. Dia lebih tua satu tahun dariku, dan malam ini aku benar benar galau. ditemani dengan lagu-lagu radio elita. Aku tak henti hentinya memikirkan mereka berdua aku bingung haruskah aku menungguh seseorang yang cintanya belum nyata cintanya untukku atau mengisi ahri-hariku ini dengan seseroagn yang ketulusan cintanya tidak lagi diragukan untuuku.
aku tidak punya alasan yang yang pasti kenapa aku bisa sesayang ini sama Dedi, Yang aku tahu aku suka senyumnya. aku suka semua perhatiannya, semu rasa bahagia dan nyaman itu selalu hadir saat kami bersama, dan rasa itu tidak bisa aku temukan bersama orang lain. Meskipun aku berusaha mati-matian untuk belajar membuka hati untuk orang lain, pada akhirnya tetap selalu Dedi yang aku mau. memang sulit saat hati telah memilih, kita hanya bisa mengikuti arus perjalanan yang ada. akan terasa indah bila kita mampu bersabar untuk mencapai akhir yang indah itu.
benar bila ada yang mengatakan kalau cinta itu buta, Ya , Buta karena kita tidak peduli sesakit apapun kita menunggu, kita tetap merasakan dan berharap bahwa ini proses yang berkhir indah. meskipun terkadang, kenyataan itu tidak selalu berakhir sesuai dengan apa yang kita inginkan. Meamang benar bila kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi nanti, baik itu ataupun buruk, kita harus siap dengan segala konsekuensi yang ada. Waktu yang terbuang, hati yang tak sepatutnya kita berikan seutuhnya untuk seseorang yang belum pasti akan berakhir dengan kita.
semuanya cerita ini akan memiliki akhir yang terbaik menurut rancangan Allah. Entah itu sesuai dengan harapan kita ataupun tidak, kita cuma bisa menjalaninya.
> satu hal yang pasti, jangan pernah menyia-nyiakan seseroang yang selama ini selalu ada untuk kita. Jangan sampai kita menyadari betapa berharganya dia saat dia telah pergi jauh dari kehidupan kita. Guanakan waktu yang ada untuk mengungkapkan semua rasa, Ingat, kata terlambat percuma saja..
> Semoga kita bisa setia untuk seseorang yang namanya telah Allah tulisakan dalam Lauhul Mahfuz (kitab kehidupan) kita sebelum Allah meniupkan Ruh ke dalam tubuh kita .. Aminnn
tuliasn ini ditulis oleh Desy Amelia Purwani yang di dedikasikan untuk Fadillah Indriani
ini nah yang nulis >>
0 Komentar untuk "Cerpen: are you the last for me? (ketika hati memilih) by Desy"
Silakan tinggalkan pesan anda, tidak perlu pesan panjang, cukup komen sederhana saja, oke salam kenal