KATA
PENGATAR
Puji syukur marilah kita haturkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkah rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan Ekonomi moneter yang berjudul “Pengutan Nilai Tukar
Rupiah Terhadap Konsumsi Barang Impor” ini yang insyaallah bermanfaat untuk
kita semua aamiin.
Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang ikut membantu dalam penyusunan pembuatan paper
ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam tugas ini masih terdapat banyak kekurangan, maka dari itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca supaya menjadi
bahan perbaikan dipenulisan yang akan datang.
Demikianlah sedikit pengantar dari penulis, selamat
membaca dan semoga bermanfaat.
Indralaya,
Juni 2011
Bendi Agustianto.
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia
adalah negara yang memiliki tingkat
pertumbuhan ekonomi yang besar beberapa
dekade terakhir ini, dibandingkan dengan negara berkembang lainnya Indonesia
merupakan negara yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi tercepat pasca
krisis ekonomi yang melanda Asia pada
tahun 1998 . pertumbuhan ekonomi ini tentunya didukung dengan adanya perbaikan
di berbagai sektor ekonomi. Dalam hal ini Indonesia memiliki penopang
pertumbuhan antara lain adalah sektor
pertanian, pertambangan, perbankan, dan perdagangan.
Dalam sektor perbankan, Indonesia menunjukkan perkembangan yang
signifikan, dimana bank-bank nasional memiliki laba yang mengiurkan. Hal ini
pula menjadikan pasar keuangan Indonesia memiliki prospek yang cerah. Tidak
hanya itu, kepercayaan investor asing terhadap ekonomi Indonesia meningkat hal
ini dapat ditunjukkan dengan semakin banyaknya investor asing berinvestasi di
Indonesia.
Di sektor perdagangan Indonesia memiliki surplus neraca perdagangan
beberapa dekade terakhir, dan hal ini
pula yang menyebabkan nilai tukar rupiah menguat terhadap dollar. Penguatan ini
bak mata uang yang memiliki dua sisi, di satu sisi menjadikan daya beli
meningkat dan hutang negara berkurang tapi disisi lain menyebabkan ekspor
menurun.
Berbicara tentang daya beli masyarakat yang meningkat karena
menguatnya rupiah kita tidak bisa lepas dengan pengaruhnya terhadap konsumsi
barang impor. Oleh karena itu, penulis
tertarik membahas “Penguatan Rupiah dan Pengaruhnya Terhadap Konsumsi Barang
Impor”.
1.2 Rumusan masalah
Adapun
rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Hal-hal
apa saja yang dapat memjadikan mata uang rupiah menguat terhadap dollar/mata
uang asing?
2. Apa
pengaruh penguatan rupiah terhadap konsumsi barang impor?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dapat memperkuat
nilai rupiah terhadap dollar, selain itu bagaimana pengaruh penguatan rupiah
tersebut terhadap konsumsi barang impor.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalalah untuk
menetahui hal-hal apa saja yang dapat memperkuatan nilai tukar rupiah
terhadapat mata uang asing, dan pengaruhnya terghadap konsumsi barang impor.
BAB
II
ISI
DAN PEMBAHASAN
2.1
Hal-hal yang dapat memperkuat nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
Berikut adalah hal-hal
yang membuat rupiah menguat akhir-akhir ini :
1.
Pemulihan perekonomian AS dipandang masih sangat volatile,
sebagaimana terindikasi dari lambatnya penurunan penganggguran dari 9,8 persen
(Januari 2010) menjadi 8,8 persen (April 2011).Hal ini memaksa the Fed (Bank
Sentral AS) mematok dan menahan suku bunga rendah pada level 0,25 persen.
Selain itu, the Fed memberikan sinyal untuk tetap menerapkan kebijakan stimulus
dalam skema quantitative easing senilai 600 miliar dollar AS. Dua kebijakan itu
membuat suplai USD di pasar bertambah banyak dan nilainya terhadap rupiah (dan
beberapa mata uang lainnya) mengalami penurunan.
2.
Proses pemulihan perekonomian AS membuat permintaan di negara itu
terhadap produk-produk yang dihasilkan negara lain mengalami peningkatan cukup
signifikan.
3.
Suku bunga acuan yang ditetapkan BI (BI Rate) sebesar 6,75 persen
lebih tinggi dibanding dengan suku bunga di beberapa negara kompetitor, seperti
Malaysia (2,75 persen), Thailand (2,75 persen), dan China (3,25 persen). Hal
ini membuat pasar keuangan Indonesia relatif lebih menarik daripada pasar
keuangan di beberapa negara tersebut. Menariknya, pasar keuangan membuat arus
dana asing (capital inflow) yang meminta rupiah mengalir deras ke negeri ini.
4.
Agresifnya pemerintah dan perusahaan menerbitkan obligasi membuat
permintaan USD terhadap rupiah mengalami peningkatan.Tingginya permintaan
terhadap obligasi ini membuat nilai rupiah terkerek naik ke atas. (Latif Adam,
dalam www.apasih.com)
Untuk melakukan penguatan nilai tukar rupiah instrument terpenting adalah bank sentral
dalam hal ini bank Indonesia dan pemerintah.
a. Peran Bank Indonesia Untuk memperkuat rupiah
1.
Menarik Money supply
(uang beredar) kembali ke BI.
dengan demikian rupiah yang beredar akan
sedikit, sehingga nantinya permintaan akan rupiah akan meningkat yang berimbas
pada kenaikan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
2.
Menjaga agar inflasi tidak terlalu tinggi
Penjagaan inflasi supaya
tidak tinggi ini adalah untuk menjaga daya beli masyarakat tetap tinggi.
Tentunya kemampuan untuk membeli suatu barang menjadi lebih besar sehingga
penguatn nilai tukar trupiah terhadap mta uang asing dapat tercipta.
b. Peran Pemerintah
1. Sosialisasi pemakaian
produk dalam negeri tujuannya adalah untuk menjaga agar modal dalam negeri
tidak tersedot ke luar negeri (import)
2. Meningkatkan ekspor
setelah kebutuhan dalam negeri terpenuhi (hal ini akan menambah devisa)
3. Memberi perhatian khusus kepada
TKI, karena TKI adalah pahlawan devisa Indonesia
4. Nasionalisai perusahaan besar di
Indonesia (termasuk BUMN). jika investasi yg ada di
5. Indonesia hasilnya
berputar di Indonesia maka akan menaikkan nilai tukar rupiah
6. Bangun infrastruktur secara
merata di seluruh Indonesia agar perekonomian berjalan lancar.
7. Tingkatkan pendapatan
negara (APBN) lewat pemungutan pajak secara efektif dan efisien. 2.2
Pengaruh penguatan nilai tukar Rupiah terhadapt konsumsi barang Impor
a. Menguatnya rupiah membuat konsumsi barang impor meningkat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor barang konsumsi Januari- April 2011 mencapai USD4,282 miliar (7,98% dari total impor), naik USD1,211 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebesar USD3,071 miliar (7,46% dari total impor). Peningkatan impor barang konsumsi ini perlu diwaspadai jika produk yang banyak dibeli masyarakat adalah produk milik Indonesia seperti pakaian jadi, makanan,dan minuman.( http://jorindo.co.id/peningkatan-impor-barang-konsumsi/)
Dengan menguatnya rupiah maka daya beli masyarakat akan produk akan meningkat sehingga konsumsi barang-barang dalam negeri akan meningkat pula. Dengan adanya peningkatan ini tentunya akan menyebabkan inflasi. Disamping itu menguatnya nilai tukar rupiah akan menjadikan barang-barang impor murah dan menyebabkan orang akan banyak mengkonsumsi barang impor, dan ini tentunya dakan berbahaya karena barang-barang dalam negeri akan kehilangan pembeli.
Penguatan rupiah yang mulai terjadi pada pertengahan Februari terus mendorong aksi impor, khususnya barang konsumsi. Sepanjang Januari-April impor barang konsumsi 4,28 miliar dollar AS atau meningkat 39,42 persen dibanding periode sama tahun 2010. Jika penguatan terus dibiarkan, aksi impor akan terus melonjak. (kompas. Kamis, 10 Maret 2011)
Menguatnya nilai rupiah ini juga membuat para pengusaha melakukan jalan pintas untuk melakukan impor daripada mebuat sendiri, karena nilai impor lebih murah daripada membuat sendiri, hal ini tentunya sangat merugikan Negara. Dan perlu di waspadai. Terutama produk makanan dan minuman.
b. Devisa negara akan terkuras.
Mengutip dari pernyataan pengamat ekonomi Hendri Saparini tingginya impor yang diakibatkan dari menguatnya rupiah tidak atau belum mampu mendorong pertumbuhan industri sektor hilir, sehingga cadangan devisa Indonesia menjadi imbasnya, yakni berat untuk mengimbangi aksi impor ini, sehingga Indonesia terperangkap menjadi pengekspor barang mentah dan bahan modal jangka pendek. Sehingga surplus perdangan Indonesia akn terus menurun. Hal ini dapat di tunjukan dengan data-data berikut
1. Angka impor ini (April 2011) adalah tertinggi dalam sejarah,” ujar Deputi bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS Djamal. Nilai impor itu naik 32,54 persen dibandingkan April 2010 (year oon year), yakni 11,24 miliar dollar AS, serta naik 2,8 persen dibandingkan Maret 2011.
2. Nilai ekspor selama April 2011 tercatat 16,52 miliar dollar AS, naik 37,28 persen dibanding April 2010 atau naik 0,96 persen dibanding bulan lalu. Hal itu disebabkan kenaikan ekspor migas 17,31 persen, sedangkan ekspor nonmigas turun 2,82 persen menjadi 12,92 miliar dollar AS.
3. Dengan memperhitungkan selisih nilai ekspor dan impor, , neraca perdagangan Indonesia April 2011 mengalami surplus 1,63 miliar dollar AS. Meskipun demikian, surplus perdagangan Indonesia tercatat terus menurun sejak bulan Februari 2011 (kompas.com sabtu, 4 Juni 2011 )
c. Apresiasi rupiah juga memberikan keuntungan bagi importir. Jika barang-barang yang diimpor itu merupakan barang modal (mesin dan peralatan) dan bahan baku (gandum), maka kapasitas produksi perekonomian bisa ditingkatkan karena biaya produksi yang harus dikeluarkan secara relatif akan menjadi lebih murah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan kita dapat menyimpulkan bahwa menguatnya nilai tukkar rupiah bak dua sisi mata uang, disatu pihak menguntungkan dengan menurunnya utang luar negeri dan meningkatnya daya beli, di sisi lain akan menyebabkan konsumsi barang impor meningkat yang menyebabkan impor juga meningkat dan ekspor menurun.
3.2 Saran
Melihat dan menelaah dari pembahsan penulis menyaran untuk melakukan penyeimbangan kebijakan moneter dalam mengatur dan mengawasi penguatan nilai tukar rupiah ini, agar adanya keseimbangan antara konsumsi barang impor dan penguatan nilai tukar itu sendiri supaya kinerja ekonomi semakin baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Tulisan Latif Adam, dalam www.apasih.com
http://www.apasih.com/2011/05/inilah-dampak-positif-dan-negatif.html
http://jorindo.co.id/peningkatan-impor-barang-konsumsi/
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/06/04/05095585/Penguatan.Rupiah.Dorong.Impor
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/03/10/07134429/Penguatan.Rupiah.Tak.Jadi.Soal
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090706235803AAmgSH3
Pengaruh penguatan nilai tukar Rupiah terhadapt konsumsi barang Impor
a. Menguatnya rupiah membuat konsumsi barang impor meningkat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor barang konsumsi Januari- April 2011 mencapai USD4,282 miliar (7,98% dari total impor), naik USD1,211 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebesar USD3,071 miliar (7,46% dari total impor). Peningkatan impor barang konsumsi ini perlu diwaspadai jika produk yang banyak dibeli masyarakat adalah produk milik Indonesia seperti pakaian jadi, makanan,dan minuman.( http://jorindo.co.id/peningkatan-impor-barang-konsumsi/)
Dengan menguatnya rupiah maka daya beli masyarakat akan produk akan meningkat sehingga konsumsi barang-barang dalam negeri akan meningkat pula. Dengan adanya peningkatan ini tentunya akan menyebabkan inflasi. Disamping itu menguatnya nilai tukar rupiah akan menjadikan barang-barang impor murah dan menyebabkan orang akan banyak mengkonsumsi barang impor, dan ini tentunya dakan berbahaya karena barang-barang dalam negeri akan kehilangan pembeli.
Penguatan rupiah yang mulai terjadi pada pertengahan Februari terus mendorong aksi impor, khususnya barang konsumsi. Sepanjang Januari-April impor barang konsumsi 4,28 miliar dollar AS atau meningkat 39,42 persen dibanding periode sama tahun 2010. Jika penguatan terus dibiarkan, aksi impor akan terus melonjak. (kompas. Kamis, 10 Maret 2011)
Menguatnya nilai rupiah ini juga membuat para pengusaha melakukan jalan pintas untuk melakukan impor daripada mebuat sendiri, karena nilai impor lebih murah daripada membuat sendiri, hal ini tentunya sangat merugikan Negara. Dan perlu di waspadai. Terutama produk makanan dan minuman.
b. Devisa negara akan terkuras.
Mengutip dari pernyataan pengamat ekonomi Hendri Saparini tingginya impor yang diakibatkan dari menguatnya rupiah tidak atau belum mampu mendorong pertumbuhan industri sektor hilir, sehingga cadangan devisa Indonesia menjadi imbasnya, yakni berat untuk mengimbangi aksi impor ini, sehingga Indonesia terperangkap menjadi pengekspor barang mentah dan bahan modal jangka pendek. Sehingga surplus perdangan Indonesia akn terus menurun. Hal ini dapat di tunjukan dengan data-data berikut
1. Angka impor ini (April 2011) adalah tertinggi dalam sejarah,” ujar Deputi bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS Djamal. Nilai impor itu naik 32,54 persen dibandingkan April 2010 (year oon year), yakni 11,24 miliar dollar AS, serta naik 2,8 persen dibandingkan Maret 2011.
2. Nilai ekspor selama April 2011 tercatat 16,52 miliar dollar AS, naik 37,28 persen dibanding April 2010 atau naik 0,96 persen dibanding bulan lalu. Hal itu disebabkan kenaikan ekspor migas 17,31 persen, sedangkan ekspor nonmigas turun 2,82 persen menjadi 12,92 miliar dollar AS.
3. Dengan memperhitungkan selisih nilai ekspor dan impor, , neraca perdagangan Indonesia April 2011 mengalami surplus 1,63 miliar dollar AS. Meskipun demikian, surplus perdagangan Indonesia tercatat terus menurun sejak bulan Februari 2011 (kompas.com sabtu, 4 Juni 2011 )
c. Apresiasi rupiah juga memberikan keuntungan bagi importir. Jika barang-barang yang diimpor itu merupakan barang modal (mesin dan peralatan) dan bahan baku (gandum), maka kapasitas produksi perekonomian bisa ditingkatkan karena biaya produksi yang harus dikeluarkan secara relatif akan menjadi lebih murah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan kita dapat menyimpulkan bahwa menguatnya nilai tukkar rupiah bak dua sisi mata uang, disatu pihak menguntungkan dengan menurunnya utang luar negeri dan meningkatnya daya beli, di sisi lain akan menyebabkan konsumsi barang impor meningkat yang menyebabkan impor juga meningkat dan ekspor menurun.
3.2 Saran
Melihat dan menelaah dari pembahsan penulis menyaran untuk melakukan penyeimbangan kebijakan moneter dalam mengatur dan mengawasi penguatan nilai tukar rupiah ini, agar adanya keseimbangan antara konsumsi barang impor dan penguatan nilai tukar itu sendiri supaya kinerja ekonomi semakin baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Tulisan Latif Adam, dalam www.apasih.com
http://www.apasih.com/2011/05/inilah-dampak-positif-dan-negatif.html
http://jorindo.co.id/peningkatan-impor-barang-konsumsi/
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/06/04/05095585/Penguatan.Rupiah.Dorong.Impor
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/03/10/07134429/Penguatan.Rupiah.Tak.Jadi.Soal
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090706235803AAmgSH3
0 Komentar untuk "Penguatan Nilai Tukar Rupiah dan Pengaruhnya terhadap Konsumsi Barang Impor"
Silakan tinggalkan pesan anda, tidak perlu pesan panjang, cukup komen sederhana saja, oke salam kenal