Sederhana dan bermakna

Renungan dari PAPUA NEW GUINEA

Ngaak sengaja searching searching di internet nemu likn Universitas ini,, yah sebagai renungan jika universitas mu merasa belum memuaskan,,ternyata masih banyak orang di muka bumi ini tidak seberuntung kita,,,,
sobat ini adalah logo salah satu universitas di PNG...renungkanlah jika kamu berada dan kuliah di sini?? intinya kita harus bersyukur
well,, ini adalah gedung universitas ini sebelum di renovasiii
dan ini adalah proses renovasi di sana,,terbayangkah anda??

dan ini adalah proses renovasi atap gedung universitas mereka
dan selesai di renovasiii,,, bagus,, dan sangat bagus malahh,,,namun bandingkan dengan universitas yang kalian duduki sekarang
cat putih, sungguh sebuah universitas yang sederhana

well,, sebenarnya bukan untuk merendahkan universitas ini,, tapi perjuangan rakyat PNG untuk memajukan pendidikanlah yang patut kita contoh,, sebagai info PNG merdeka dari Australia sekitar taun 70an,, jadi wajar jika mereka tertinggal,, atau ada yg ngak tau malah PNG itu di mana,, wll sekrang bukak peta dunia liat provinsi papua dan tanah bagian timur itulah PNG negara tetangga kita,,,


untuk lebih dekatnya baca info berikut :
Port Moresby - Papua Nugini, negeri tetangga yang  berbatasan langsung dengan Papua terus mengejar ketertinggalan. Namun di tengah upaya untuk mensejajarkan diri dengan negara lain, kesederhanaan tetap tampak di negara bekas jajahan Australia ini.

Kesan sederhana tampak pertama kali saat kita mendarat di Bandara International Jackson Port Moresby. Bandara internasional satu-satunya milik Papua Nugini ini tak ubahnya seperti bandara di kawasan Timur Indonesia semisal Bandara di Ternate, Maluku. 


Sepanjang jalan di negeri yang berpenduduk kurang dari 2 juta ini, berjajar rumah-rumah sederhana yang berbentuk panggung dengan bahan baku utama kayu dan seng. Jalan utama kota Port Moresby, Ibukota Papua Nugini juga tak semulus jalan di kota Kabupaten Banyuwangi di Indonesia, misalnya. Jika jalanan di kota besar berwarna hitam mengkilat, maka di Port Moresby berwarna abu-abu keputihan.

Saat upacara penyambutan di bandara, didengarkan dentuman suara meriam tanda kehormatan kepada SBY. dan ternyata, meriam itu adalah pinjaman dari Indonesia. Tak cuma itu, metal detector yang dipakai di Crown Plaza Hotel dalam setiap acara SBY, juga dipinjamkan langsung dari Indonesia. Ada wacana, kedua alat itu akan disumbangkan ke Papua Nugini.


Saat Presiden SBY dan rombongan dari Indonesia lewat, warga di sepanjang jalan tampak girang melambaikan tangan, tak peduli tua muda atau pun anak-anak. Tak sedikit dari mereka yang tidak memakai alas kaki. 

Tak banyak dijumpai bangunan pemerintahan di negeri yang cuma memiliki 1.800 tentara dan polisi ini. Sepanjang kanan kiri jalan cuma didominasi oleh  rumah-rumah warga, pertokoan sederhana dan gudang-gudang. Yang unik, semua bangunan di negeri ini memiliki pagar tinggi dengan kawat berduri di atasnya. Kenapa bisa seperti itu? "Di sini tingkat kriminalitasnya tinggi," kata Sutar, pegawai Konsulat Indonesia di Fenimo, Papua Nugini, Jumat (12/3/2010).

Sutar menjelaskan, tingkat pengangguran di negeri berbukit ini mencapai 60-90 persen dari total jumlah penduduk. Karena inilah, tingkat kriminalitas sangat tinggi. Hal ini diperparah dengan jumlah aparat keamanan yang setara dengan 3 batalyon saja.



Tak ada restoran mewah atau pun mal di negeri ini. Yang ada cuma  toko-toko kelontong atau mini market sederhana yang menjual kebutuhan sehari-hari. Yang unik, di mini market yang detikcom sambangi, di mana-mana terdapat peringatan bahwa mini market tersebut dilengkapi dengan video CCTV dan peringatan agar warga tidak mengambil barang dagangan tanpa bayar. Ada juga peringatan untuk tidak meninggalkan barang berharga di tempat penitipan barang. 

Di malam hari, jarang sekali pendatang yang keluar kamar hotel. Kondisi kota yang agak gelap karena tak banyak lampu di jalanan membuat kota ini makin rawan terjadinya kriminalitas.

Setidaknya ada 3 hotel besar di Papua Nugini, yakni Crown Plaza Hotel, Quality Hotel dan Airways Hotel. Ketiga hotel ini milik orang Australia. Para tamu hotel tersebut pun didominsi oleh orang-orang asing yang sedang bisnis tambang, gas, serta kekayaan alam Papua Nugini lainnya. 

Australia mendominasi denyut nadi bisnis di Papua Nugini. Selain di bidang pariwisata dan tambang, Australia juga menancapkan bisnis di bidang teknologi. Perusahaan seluler terbesar di Papua Nugini, Digitec, adalah milik Pengusaha Australia. Dan masih banyak lagi bidang-bidang lain yang dikuasai oleh negeri kanguru.


Papua Nugini memiliki tiga bahasa utama yang digunakan untuk percakapan sehari-hari, yakni bahasa Nuigini, Inggris dan Portugis. Apa bedanya bahasa Papua Nugini dengan Papua? "Kalau kami cuma punya satu bahasa asli, sementara Papua punya banyak sekali bahasa daerah," kata salah seorang petugas Quality Hotel tempat kami menginap. Menurut karyawan hotel tersebut, bahasa Inggris banyak dikuasai oleh Masyarakat Papua Nugini. Hal ini wajar karena negara penjajahnya, Australia juga menggunakan bahasa Inggris.



Jika kita bertandang ke Papua Nugini, ada beberapa produk Indonesia yang juga diminati. Di antaranya adalah Indomie dan Aqua. Satu botol Aqua ukuran sedang, dijual seharga 6 Kina (mata uang Papua Nugini) atau sekitar Rp 18.000 (1 Kina: Rp 3.000). Harga barang-barang di negara panas bersuhu sekitar 40 derajat celsius tersebut tak jauh beda dengan di Australia, sama-sama mahal. Sedangkan nama Indomie ditambah dengan embel-embel makanan khas setempat, sehingga menjadi Indomie Karuyuk. Karuyuk adalah makanan khas Papua Nugini berbahan dasar ayam.


Negara yang merdeka tahun 1975 ini terus berbenah. Demi mengejar ketertinggalan, berbagai kerjasama dengan negara asing terus dilakukan, termasuk dengan Indonesia.

"Kami senang dengan kehadiran Presiden SBY dan rombongan ke negeri kami. Kami pastikan, kerjasama dengan Indonesia tak cuma dalam bidang pertanian saja, melainkan Industri, pertahanan dan lain sebagainya," kata PM Michael Somare saat jumpa pers usai menggelar pertemuan bilateral dengan SBY.
(anw/anw) detik.com
miris bukan......!!!!


Hikmah yang bisa kita petik :


disaat kita merasa kampus kita serba kurang, nutut ini nuntut itu sama pemerintah ada baik nya kita melirik sebentar saja saudara kita di timur,,, terlalu muluk memang karena Indonesia sebenarnya memang lebih beruntung di banding PNG,,yah tapi ngak ada masalahnya kita mengambil hikmah,,,


TS ngak punya maksud apa apa cuma ngsih info doang,, daripada setiap hari kita di jejali berita negara tetangga seperti malaysia yang membosankan, toh lebih enak mengetahui lebih dalam saudara tetangga yang satu ini hehehe


Majulah PNG
6 Komentar untuk "Renungan dari PAPUA NEW GUINEA"

thanks info.. :)
keep writing ya!!
:> salam kenal..

@rahita sama sama... salam kenal juga :D

Bidab orang indonesia yang menjelekkan orang tanpa,melihat wargamu yang melarat dibawa jembatan.lebih baik koreksi jawamu sana...!!

Indonesia yang penuh kriminal,pengemis saja sampai 2000 orang lebih yg rata-rata anak-anak cilik dan bayi malu kah...he..he...
kasihan ya untuk hidup aje susah bangat sampai.

ternyata di Papua Nugini pake bahasa Inggris juga. makasih infonya! mampir ke blok ku :)

Silakan tinggalkan pesan anda, tidak perlu pesan panjang, cukup komen sederhana saja, oke salam kenal

Back To Top